Assalamualaikum. wr.wb... hai, semuanya sudah lama sekali
saya tidak memposting artikel dan kali ini saya akan menceritakan pengalaman
petualang saya di Gunung Halimun Salak. Oke sebelum saya melanjutkan ceritanya,
saya ingin mempromosikan jasa Fotografi saya. Bagi yang tidak ingin kehilangan
momen acara anda sedikitpun. Terima foto Wedding, Prewedding ataupun Photoshoot
bisa menghubungi saya bisa melalui IG : @wongsowikromopictures atau melalui telp/wa : 081235353567 atau bisa mengunjungi website langsung ke http://wongsowikromo/blogspot.com/.
Oke saya lanjutkan ceritanya lagi,
cerita ini bermula pada tanggal 26 November 2019 saat saya mendapat libur 4 hari kerja dan saya pun
bingung mau liburan ke mana karena liburnya pas teman-teman saya pada kerja
semua, lalu saya mencari referensi melalui Google maps lokasi bogor yang belum
pernah saya kunjungi tempat asri nan sejuk , setelah mencari saya tertarik
dengan Desa Nirmala sari tempat Sunrise point di bogor yang terletak di Gunung
halimun Salak. Tanpa berpikir panjang saya langsung beranjak menuju ke sana sendirian
sekitar jam 12.30 tanpa memikirkan resiko di sana dan mengetahui informasi di
daerah tersebut.
Untuk perjalanannya sendiri membutuhkan
sekitar 3 jam dari cakung ke Gunung halimun salak menuju arah ke leuwiliang,
setiba di gerbang gunung halimun tak ada seorang pun di sana yang jaga di
gebang, langsung saja saya masuk ke dalam. Pada awalnya jalan masih mulus,
sekitar 15 menit baru menemukan jalan berlubang dan lubang tersebut sangatlah
besar menyulitkan saya untuk berkendara.
Gambar lokasi jalan berbatu setelah melewati gerbang
Saya terus melanjutkan perjalanan
saya hingga sore hari jam 16.30 saya berjumpa dengan komunitas Motor KLX
menyapa saya, ya memang jalan tersebut cocok dangan motor offroad. Apalah daya
motor saya motor matic Vario yang kurang di peruntukan untuk jalan offroad, kemudian
mereka mendahului saya. Saya terus menuju ke atas hanya dengan kecepatan 10- 20
km/jam karena jalanan yang cukup ekstrim buat motor saya dan waktu sudah memasuki
malam hari masih di bawah kaki gunung halimun sekitar jam 18.00.
Lalu saya terus berjalan dan
sampai di kebun teh sekitar jam 19.30, jalan tersebut sangatlah gelap tanpa
adanya sedikitpun lampu penerangan dan tak ada seorangpun yang lewat, untungnya
malam hari cerah sekali di bantu dengan sinar bulan dan hamparan jutaan bintang,
malam semakin larut saya melewati pabrik teh “PT. Nirmala Agung”. Sekitar 3 km
saya bertemu dengan bapak-bapak menawari menginap di villa 100.000/hari,namun
saya bersikeras barangkali di atas gunung sana ada warkop untuk tempat
peristirahatan.
Tanpa sadar sinyal GPS hilang menyulitkan saya untuk menuju ke
atas dan di Gmaps menunjukkan ke arah jalan tanah saya terus berjalan menuju
jalan tanah dan di depan jalan tanah ada turunan terjal saya langsung
terperosot dan terguling-guling hingga ke bawah hingga HP saya jatuh entah ke
mana, niat ingin mencari hp tersebut tapi di tempat tersebut gelap sekali tapi
saya biarkan saja setidaknya pulang selamat sampai ke Jakarta. Lalu saya mencoba gas motor saya
ke atas disertai jalan tanah yang licin susah untuk menaikinya. Tiba-tiba
terdengar terdengar suara seperti gamelan dan wanita menyanyi yang bikin bulu
kuduk merinding, yang anak gunung pasti pada pahamlah. Mau teriak tapi tak ada
seorang pun di sekitar situ hanya bisa berdiam diri sampai mengucap Istighfar.
Beberapa lama kemudian suara gamelan pun hilang dan saya memberanikan diri
mencoba menelusuri ke bawah tanpa ada cahaya sedikitpun. Dan Alhamdulillah ternyata
di bawahnya bukan jurang tapi jalan berbatu. Saya mendorong motor saya ke bawah
tanpa memperdulikan hp yang jatuh dan terus berjalan ke depan.
Malam semakin larut dan dingin
semakin menyelimuti tiba-tiba ada cahaya di ujung sana saya mencoba menelusuri
ke sana, dan akhirnya saya tiba sampai di desa Nirmala sari. Desa nirmalasari
merupakan desa yang di huni masyarakat berada di ketinggian 1400 mdpl (menurut
warga di sana) yang di khususkan untuk para pekerja di PT. Nirmala Agung, lalu saya
menghampiri warga yang sedang ronda malam. Dengan muka pasrah pakaian dan motor
saya yang terkena tanah saya menjelaskan ingin mencari tempat peristirahatan
atau tempat berkumpulnya para pengunjung, dari salah satu warga menawarkan
untuk menginap di rumah dia (saya lupa nama bapak tersebut) setahu saya rumah
tersebut memiliki usaha bengkel, tapi menurut saya bapak tersebut punya niat baik
menawarkan saya menginap.
Setelah sampai di kediaman bapak
tersebut saya disambut baik oleh istrinya dihidangkan minuman dan makanan, lalu
saya menceritakan kejadian sebenarnya saya terguling di turunan dan hp yang
hilang, dengan kagetnya bapak tersebut langsung memanggil pemuda pemudi
tersebut untuk mencari hp saya yg hilang. Setelah beberapa lama kemudian Alhamdulillah
HP saya ditemukan, entah saya harus mengucap apa sudah disuruh menginap dan hp
nya ditemukan oleh warga tersebut, Alhamdulillah ada hikmah di balik kejadian
tersebut. Di rumah tersebut memang bapak tersebut sering menawarkan untuk
beristirahat di rumah tersebut apabila ada pengunjung yang tersesat. Niat hati
ingin memotret Milkyway karena di tempat tersebut terlihat hamparan milyaran bintang
tanpa cahaya polusi sedikitpun, lalu saya memilih untuk beristirahat untuk
memulihkan stamina.
Sekitar jam 05.00 saya bangun menuju
ke bukit untuk melihat sunrise, memang benar sunrise di sana sangatlah
menakjubkan sampai tak bisa berkata-kata.
Setelah saya puas menikmati dan memotret sunrise
lalu saya mengobrol sebentar dengan bapak tersebut dan bapak tersebut
mengatakan ada bukit yang lebih tinggi lagi diatas sana yaitu “Taman Bunga”
yang bersebelahan dengan bangunan “PT. Sinar mas”.
Gambar lokasi tujuan ke Taman Bunga
Lalu saya pamit dan ingin
melanjutkan ke Taman bunga. Untuk perjalanannya lumayan membutuhkan sekitar 1 jam
dari desa Nirmalasari, terlihat dekat namun yang membuatnya lama karena jalanan
tersebut masih berbatu.
Gambar lokasi masuk ke Desa Nirmala sari
Masih di tengah perjalanan saya
menemukan aspal, Alhamdulillah bisa lebih cepat untuk sampai ke atas. Ternyata
jalan aspal tersebut separo aspal dan separo masih jalan berbaru mungkin karena
pengaspalan masih dalam tahap pembangunan.
Di jalan berbatu tersebut ada polisi tidur terus fungsinya buat apa ?
Setelah saya sampai di Taman bunga,
ternyata pemandangannya lebih indah daripada di bawah sana seperti pemandangan
di Switzerland. Gak menyangka akhirnya saya mencapai titik puncak gunung halimun tertinggi yang bisa saya tempuh dengan motor.
Setelah saya puas memotret di taman Bunga lalu saya hendak
turun menuju arah pulang ke Jakarta sekitar jam 12.00 berjalan terus menuruni
bukit sambil beristirahat sebentar hingga sekitar jam 14.00 baru kaluar dari
gerbang Kawasan gunung halimun salak dan sudah menemukan jalan aspal yang
halus. Mampir sebentar di Warteg untuk makan lalu mengarah ke Jakarta dan tiba
di Kosan jam 17.00. Terima kasih semuanya yang sudah membaca cerita saya,
semoga cerita ini bisa menginspirasi bagi kalian yang ingin berpetualang di
alam bebas. Oke sekian dulu dari saya, apabila ada kata-kata penulisan yang
kurang mohon maaf karena kurangnya berpengalaman dalam penulisan artikel. Jangan lupa tinggalkan komentarnya, sekian dan terima kasih Wassalam.wr. wb.
Artikel Terkait