Pertama, sebelum kita cari tahu apa benar Gunung Olympus di Mars jauh lebih tinggi daripada Gunung Everest, perlu diluruskan dulu bahwa Gunung Everest masih di Pegunungan Himalaya di Asia Selatan, belum pindah ke Indonesia. Kalau itu sampai terjadi, tak terbayangkan oleh saya kejadian katastrofe apa yang terjadi di Bumi sehingga Pegunungan Himalaya berpindah tempat. Gunung tertinggi di Indonesia adalah Puncak Jaya(Carstensz Pyramid) di Papua dengan ketinggian 4.884 m.
Perbandingan tinggi Puncak Everest di pegunungan Himalaya dan Gunung Mauna Kea di Bumi dengan Pegunungan Olympus di Mars. Kredit: Wikipedia
Gunung terbentuk dari proses tektonik atau proses vulkanisme (keluarnya magma ke permukaan melalui retakan atau terusan kepundan). Di Tata Surya ini, tidak cuma Bumi yang mempunyai gunung. Planet kebumian, bahkan satelit-satelit planet yang lumayan besar, juga mempunyai gunung. Sebagian gunung-gunung di luar Bumi ini terbentuk akibat tumbukan dengan meteoroid. Misalnya, di Merkurius ada pegunungan Caloris, yang tingginya tidak lebih dari 3.000 m; sedangkan di Bulan ada Gunung Huygens yang menjulang setinggi 5.500 m di atas Mare Imbrium.
Pegunungan Maxwell di Venus menjulang hingga sekitar 11.000 m. Bagaimana proses terbentuknya lokasi titik-titik tertinggi di Venus ini masih diperdebatkan. Sebagian ilmuwan berpendapat Pegunungan Maxwell terbentuk dari proses vulkanis, sedangkan sebagian yang lain mengatakan area tersebut mendapatkan tekanan dari segala arah seperti proses pembentukan pegunungan lipatan di Bumi (bayangkan karpet yang ditarik dari ujung-ujungnya secara bersama-sama, bagian tengahnya akan bergelombang).
Di Bumi, kita yang tinggal di wilayah Cincin Api (Ring of Fire) tentunya familiar dengan banyaknya gunung berapi baik yang masih aktif maupun tidak. Puncak Everest di Pegunungan Himalaya yang populer menjadi tujuan pendaki gunung dunia, adalah yang tertinggi di Bumi. Tingginya 8.848 m di atas permukaan laut. Bumi juga mempunyai pulau-pulau yang sejatinya adalah gunung yang mencuat dari dasar laut, misalnya Mauna Kea dan Mauna Loa di Hawaii. Mauna Kea dari permukaan laut “hanya” sekitar 4.207 m, tapi kalau diukur dari dasar laut, tingginya 10.100 m!
Bagaimana dengan planet tetangga? Setidaknya ada 7 gunung di Mars yang tingginya minimal 4.500 m. Tentunya kita masih ingat pendaratan dramatis robot pendarat milik NASA Curiousity di Mars. Robot sebesar mobil ini berhasil mendarat sekitar 10 km dari dasar Gunung Aeolis (Mount Sharp). Gunung ini “hanya” setinggi 5.500 m. Yang paling tinggi di antara gunung yang tinggi-tinggi di Mars adalah Gunung Olympus. Gunung ini menjulang setinggi 25 km dari bentangan di sekelilingnya!
Gunung-gunung di Bumi biasanya diukur dalam satuan meter di atas permukaan laut. Tetapi, di Mars tidak ada laut, jadi digunakan acuan yang disebut aeroid, sebuah bola imajiner yang pusatnya berhimpitan dengan pusat planet Mars dan beradius 3.396.000 m (atau hampir sama dengan radius ekuator Mars). Jika dihitung dari aeroid ini, tinggi Gunung Olympus sekitar 21 km.
Uniknya, gunung ini juga luas. Dengan diameter 624 km (lebih dari setengah Pulau Jawa!) gunung ini tidak saja menjadi gunung tertinggi tapi juga terbesar di Tata Surya. Bandingkan dengan gunung Mauna Loa di Hawaii yang berdiameter 120 km dan tinggi 10 km. Salah satu penyebab mengapa Gunung Olympus bisa demikian besar adalah tingginya laju erupsi dan rendahnya gravitasi di Mars. Faktor penyebab lainnya adalah pergerakan kerak kedua planet berbeda. Di Bumi titik-titik yang “memproduksi” lava tetap, tetapi lempeng-lempeng kerak bumi bergerak di atasnya. Ketika lempeng itu bergerak, gunung berapi yang baru terbentuk, sedangkan yang lama menjadi mati/tidak aktif lagi. Dengan demikian total volume lava didistribusikan ke banyak gunung berapi. Pulau-pulau di Hawaii merupakan hasil dari pergerakan lempeng Pasifik ke arah barat laut. Di lain pihak, lempeng kerak Mars tidak bergerak dan lava menggunduk menjadi satu gunung berapi yang sangat besar akibat erupsi yang berulang-ulang.
Gunung Olympus, gunung tertinggi dan terbesar di Tata Surya, menjulang setinggi 25 km dari dasarnya dan berdiameter 624 km (kiri). Di puncaknya terdapat kaldera (kanan). Kredit: NASA/JPL-Caltech.
Gunung Olympus tampak seperti tameng raksasa karena gunung ini termasuk landai. Saking landai dan besarnya, kalau kalian berdiri di lerengnya tanpa diberitahu berada di gunung, setelah melihat sekeliling mungkin kalian akan merasa berada di dataran yang melandai. Di satu sisi kalian melihat dataran yang melandai ke atas, sedangkan sisi lainnya melandai ke bawah.
Le Petit Prince sedang membersihkan gunung api di asteroid tempat tinggalnya. Kredit: The Estate of Antoine de Saint-Exupéry
Kalau kalian pernah membaca buku Le Petit Prince karya Antoine de Saint-Exupery, kalian pasti tahu pangeran yang ada dalam kisah itu tinggal di sebuah asteroid bernama B-612. Begitulah yang diyakini tokoh “aku” dalam buku tersebut. Diceritakan di asteroid tempat tinggal sang pangeran terdapat tiga buah gunung api, dua di antaranya masih aktif dan bisa digunakan untuk menghangatkan sarapan! Nah, apakah dalam kenyataan ada gunung di asteroid? Ada!
Wahana Dawn milik NASA, dalam perjalanannya menuju planet Kerdil Ceres melewati asteroid Vesta. Dawn pada bulan Juli 2011 memasuki orbit Vesta dan kemudian menemukan gunung yang tingginya tiga kali lipat tinggi Gunung Everest! Gunung yang berada di tengah kawah Rheasilvia ini terjadi akibat tumbukan dan menjulang setinggi 22 km dengan bentangan sekitar 180 km! Gunung yang tingginya menyaingi Gunung Olympus di Mars!
Nah, kalau kalian gemar mendaki gunung dan seandainya berkesempatan berjalan-jalan di ruang angkasa, gunung mana yang akan kalian daki?
Artikel Terkait